Makam veteran muslim, (suaramedia.com) |
STRASBOURG, PERANCIS – Berulang ulang kali Tindakan perusakan 500 makam veteran perang Muslim dengan lukisan simbol neo-Nazi pada batu nisan dan menumbangkannya dalam sebuah serangan semalam di pemakaman Strasbourg, mendesak Mentri Dalam Negeri Perancis untuk mengunjungi daerah tersebut untuk bertemu dengan pemimpin Muslim lokal pada hari jum'at (10/11) Waktu setempat.
Presiden Hollande melaporkan tindakan tersebut sebagai "rasisme yang memuakkan".
Sekilas, tindakan tersebut terlihat seperti tindakan anti-Yahudi di Perancis, tetapi tindakan tersebut sebenarnya mengacu pada tindakan vandalisme terhadap batu nisan umat Islam yang dipercaya dilakukan oleh orang-orang Neo-Nazi.
Tren yang mengganggu tersebut dan kemiripannya dengan sejumlah kejadian yang sama pada institusi Yahudi yang dilakukan oleh pemuda Perancis merupakan ironi menyedihkan yang berhubungan dengan masalah Muslim-Yahudi Perancis yang sedang berlangsung.
Sejak intifada yang terus meningkat sejak September 2000, Perancis telah mengalami meningkatnya kewaspadaan dalam sejumlah serangan melawan orang-orang dan institusi Yahudi. Sementara itu tahun lalu membawa sebuah penolakan dalam kejadian tersebut, menteri dalam negeri Perancis memperingatkan meningkatnya gelombang pasang yang lain, melaporkan 135 tindakan anti-Yahudi dan 375 ancaman yang sama dalam enam bulan pertama pada 2004, dibanding dengan 125 tindakan dan 463 tindakan semuanya pada tahun 2003.
Lebih dari 50 makam di pemakaman Meinau Strasbourgh tertutup gambar swastika hitam dan, di beberapa kasus, "HH" (untuk Heil Hitler) dan karakter neo-Nzi "88", yang mengacu pada huruf kedelapan dalam alphabet.
Sebuah dinding ditulisi dengan ancaman terhadap dewan Muslim regional begitu juga dengan frase "Seig Heil", "White Race" (Ras kulit putih), "White Power" (kekuatan kulit putih) dan "Adolf".
Menteri Dalam Negeri, Dominique de Villepin bersama dengan pemimpin Muslim mengunjungi pemakaman Strasbourg, dimana pemakaman yang dinodai tersebut ditemukan pada Senin pagi di daerah Muslim. Dominique de Villepin mengadakan perbincangan dengan Abdelhaq Nabaoui, Presiden dari Dewan Muslim Regional dari Alsace.
Menteri tersebut melaporkan bahwa "tindakan pencemaran tersebut dilaksanakan tadi malam" dan memastikan pemimpin Muslim lokal atas dukungannya, menurut sebuah pernyataan dari kantor kementerian tersebut.
"Kami tidak dapat menerima tindakan barbar semacam itu… kejahatan semacam itu berlawanan dengan semangat dari republik kami," ia mengatakan.
Di desa Alsatia dari Wittersdoff, penduduk sekitar menemukan grafitti rasis dan neo-Nazi pada hari Senin yang dilukis di sekitar 15 dinding – di tempat yang berbeda, penghentian bus dan di sepanjang jalan.
Polisi sedang menyelidiki kedua tindakan perusakan tersebut.
Pemimpin Islam lokal melaporkan tujuh serangan terhadap tempat-tempat Muslim di Strasbourg selama April, termasuk grafitti yang mengatakan "death to Arabs" (kematian untuk orang-orang Arab). Kebanyakan Muslim di Perancis adalah berasal dari Afrika Utara.
Minggu lalu, tiga makam Muslim dinodai di pelabuhan Perancis Selatan Marseille yang merupakan rumah bagi banyak anggota dari komunitas negara banyak berpenduduk Muslim. Nisan-nisan dipecahkan dan kerikil-kerikil dari jalan laluan digunakan untuk memuat salinan kasar dari swastika, salib Nazi, polisi mengatakan setelah penodaan tersebut ditemukan pada Rabu.
Presiden Hollande melaporkan tindakan tersebut sebagai "rasisme yang memuakkan".
Sekilas, tindakan tersebut terlihat seperti tindakan anti-Yahudi di Perancis, tetapi tindakan tersebut sebenarnya mengacu pada tindakan vandalisme terhadap batu nisan umat Islam yang dipercaya dilakukan oleh orang-orang Neo-Nazi.
Tren yang mengganggu tersebut dan kemiripannya dengan sejumlah kejadian yang sama pada institusi Yahudi yang dilakukan oleh pemuda Perancis merupakan ironi menyedihkan yang berhubungan dengan masalah Muslim-Yahudi Perancis yang sedang berlangsung.
Sejak intifada yang terus meningkat sejak September 2000, Perancis telah mengalami meningkatnya kewaspadaan dalam sejumlah serangan melawan orang-orang dan institusi Yahudi. Sementara itu tahun lalu membawa sebuah penolakan dalam kejadian tersebut, menteri dalam negeri Perancis memperingatkan meningkatnya gelombang pasang yang lain, melaporkan 135 tindakan anti-Yahudi dan 375 ancaman yang sama dalam enam bulan pertama pada 2004, dibanding dengan 125 tindakan dan 463 tindakan semuanya pada tahun 2003.
Lebih dari 50 makam di pemakaman Meinau Strasbourgh tertutup gambar swastika hitam dan, di beberapa kasus, "HH" (untuk Heil Hitler) dan karakter neo-Nzi "88", yang mengacu pada huruf kedelapan dalam alphabet.
Sebuah dinding ditulisi dengan ancaman terhadap dewan Muslim regional begitu juga dengan frase "Seig Heil", "White Race" (Ras kulit putih), "White Power" (kekuatan kulit putih) dan "Adolf".
Menteri Dalam Negeri, Dominique de Villepin bersama dengan pemimpin Muslim mengunjungi pemakaman Strasbourg, dimana pemakaman yang dinodai tersebut ditemukan pada Senin pagi di daerah Muslim. Dominique de Villepin mengadakan perbincangan dengan Abdelhaq Nabaoui, Presiden dari Dewan Muslim Regional dari Alsace.
Menteri tersebut melaporkan bahwa "tindakan pencemaran tersebut dilaksanakan tadi malam" dan memastikan pemimpin Muslim lokal atas dukungannya, menurut sebuah pernyataan dari kantor kementerian tersebut.
"Kami tidak dapat menerima tindakan barbar semacam itu… kejahatan semacam itu berlawanan dengan semangat dari republik kami," ia mengatakan.
Di desa Alsatia dari Wittersdoff, penduduk sekitar menemukan grafitti rasis dan neo-Nazi pada hari Senin yang dilukis di sekitar 15 dinding – di tempat yang berbeda, penghentian bus dan di sepanjang jalan.
Polisi sedang menyelidiki kedua tindakan perusakan tersebut.
Pemimpin Islam lokal melaporkan tujuh serangan terhadap tempat-tempat Muslim di Strasbourg selama April, termasuk grafitti yang mengatakan "death to Arabs" (kematian untuk orang-orang Arab). Kebanyakan Muslim di Perancis adalah berasal dari Afrika Utara.
Minggu lalu, tiga makam Muslim dinodai di pelabuhan Perancis Selatan Marseille yang merupakan rumah bagi banyak anggota dari komunitas negara banyak berpenduduk Muslim. Nisan-nisan dipecahkan dan kerikil-kerikil dari jalan laluan digunakan untuk memuat salinan kasar dari swastika, salib Nazi, polisi mengatakan setelah penodaan tersebut ditemukan pada Rabu.
Sumber : (Berita SuaraMedia)
0 komentar:
Posting Komentar