Said Nursi. |
(1876-1960 M/1293-1379 H)
"Ketahuilah, bahwa kunci kekuatan kalian aca pada keikhlasan dan kebenaran. Sampai-sampai para pendukung kebathilan ingin menghimpun kekuatan mereka dalam melakukan kebathilan.Keikhlasan pada pengabdian kita dijalan inilah yang akan mengokohkan dakwah kita"
Kehidupan Intelektual Said Nursi
Said Nursi lahir pada tahun 1876 M/1293 H disebuah kampung bernama \Nurs yang terletak dibagian tenggara Turki. Kata Nurs di akhir nama beliau dinisbahkan kepada kampung kelahirannya tersebut.
Perjalanan intelektual Said Nursi sudah dimulai semanjak usianya masih dini. Beliau mendapatkan pendidikan dasar dari ulama terkenal didaerahnya. Said kecil tidak pernah mendapatkan pendidikan formal, skil dan kemampuannya terasah dari juhud belajar sendiri (otodidak) serta kegigihannya mendatangi para ulama dari satu majlis ilmu ke majlis ilmu yang lainnnya. Kecerdasan dan kegemilangan otaknya terlihat dari kecerdasan dan kemampuannya yang cepat dalam menguasai berbagai ilmu, seperti tafsir, hadis, nahwu, ilmu kalam, fiqihdan mantiq. Di usia yang masih dini, beliau mampu menghafal dan menguasai hampir sembilan puluh buku-buku penting dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini embuat beliau terkenal di kalangan uama dan teman-teman sejawatanya.
Menurut sebagian sumber nama Badiuzzaman yng artinya "Kekaguman Zaman " diawal nama beliau adalah gelar yang diberikan orang-orang , ketika beliau mampi mengalahkan ulama terkemuka dalam beberapa majlis diskusi dan debat. Saat itu beliau masih berumur 16 tahun.
Pengalaman dan perjalanan intelektual tersebut telah mengantarkan Said Nursi menelurkan ide dan konsep pendidikan yang mengintegrasikan antara pendidikan agama dan pendidikan sekular. Beliau memeng hidup dizaman diman sains dan logika mengambil peran yang sangat penting. Saat itu beliau khawatir akan muncul ketidakseimbangan bila pendidikan agama dan sains modern tidak diintegrasikan. Mengenahi usahanya ini beliau mengatakan :" dengan cara ini, pelajar disekolah modern dapat dilindungi dari kekufuran dan pelajar disekolah modern bisa dilindungi dari sikap fanatisme".
Untuk merealisaikan cita-cita tersebut, pada tahun 1897 M/1314H.,Said Nursi berangkat menuju Istanbul. Disana beliau mendalami berbagai disiplin ilmu eksakta dan humaniora, seperti ilmu falak, kimia ,fisika, filsafat dan sejarah. Sejumlah karya penting bahkan mampu beliau lahirkan dalam beberapa disiplin ilmu tersebut. Pada tahun 1907, beliau mencoba melobi Sultan Abdul Hamid II untuk mendirikan sebuah universitas Islam di Anatolia, dengan tujuan mendakwahkan hakikat ajaran islam serta mengajarkan ilmu agma dan ilmu modern secara integral.
Pada tahun 1911M/1329 H., saat berkunjung ke Damaskus, Said Nursi berkesampatan menyampaikan khutbah dihadapan ribuan pendengar dan ratusan ulama terkenal di Masjid Umawy. Dalam khutbah tersebut beliau mengemukakan pandangan-pandangan politiknya menyikapi kondisi umat islam ketika itu. Pemikiran dan gagasan perbaikan umat yang sering dilontarkan oleh Said Nursi tidak sedikit menimbulkan sikap kontra dari orang-orang yang tidak senang dengan islam. Pada pemberontakan Maret 1909, beliau ditangkap dengan tuduhan sebagai provokator kekacauan, dan kemudian diajuakan ke pengadilan militer. Namun dengan kepiawaian dan kecerdasannya, Said Nursi dapat lolos dari hukuman gantung.
Perjuangan dan Patriotisme Said Nursi
Ketika Perang dunia I meletus pada juli 1914 saat Turki menghadapi Rusia dan Armenia, Said Nursi maju menjadi pemimpin pasukan sukarelawan di medan perang Kaukasia dan Anatolia Timur. Kesuksesan dalam medan pertempuran yang diikutinya mendapat pujian dari Panglima tertinggi tentara Turki Usmani. Di medan perang ini beliau menulis tafsirnya yang bernama Isyaratul i'jaz dalam bahasa arab. Tafsir ini beliau tulis ketika beliau menunggang kuda dibarisan pasukan dan ketika berada di kemah-kemah pertahanan tentara Turki.
Dalam sebuah pertempuran dengan Rusia,Said Nursi pernah ditangkap dan ditahan dikemah tahanan perang Kostroma di Barat Laut Rusia selama 2 tahun. Ada sebuah kejadian yang penuh hikmah ketika beliau berada di kamp tahanan tersebut. Suatu hari Jendral Nicholas Nicolavich, pimpinan tentara Rusia, mendatangi kemah kemah tahanan Said Nursi dan berjalan dihadapannya. Saat itu Said Nursi tidak bangun menghormaitinya, ketika Nicholas Nicolavich menanyakan sebab ia melakukan itu, Said Nursi menjawab: " Saya seorang ulama islam dan dihati saya ada iman. Siapa saja yang memiliki iman dihatinya lebih mulia dari orang yang tidak memilikinya, dan saya tidak boleh melakukan tindakan yang bertentangan dengan iman saya."
Sikap dan ucapan tersebut ternyata berakibat panjang, beliau diajukan kesidang mahkamah militer dan dijatuhi hukuman mati. Ketika eksekusi akan dijalankan dihadapan regu penembak, Said Nursi sempat melaksanakan shalat, Melihat sikapnya yang seperti itu, Nichoalas Nicolavich mendatangi Said Nursi. Ia meminta maaf seraya mengakui keteguhan sikap dan iman Said Nursi.
Saat meletus revolusi komunis di Rusia,Said Nursi melarikan diri dari tahanan. Setalah melalui perjalanan panjang, beliau akhirnya sampai ke Istanbul pada tahun 1918. Sesampainya disana, beliau diberi lencana kehormatan atas jasanya dalam peperangan melawan Rusia. Beliau juga ditawari jabatan kehormatan dipekerjaannya, namun tawaran itu beliau tolak. Di tahun 1922, beliau diundang oleh kerjaaan untuk datang ke Istanbul. Undangan ini awalnya juga beliau tolak, namu setelah terus didesak, akhienya beliau datang dan disambut oleh Parlemen Turki. Saat itu Said Nursi menyampaikan rasa kecewanya melihat kondisi Ankara yang tidak sama dengan apa yang beliau perkirakan. Banyak para tokoh masyarakat dan pejabat yang sudah jauh dari agama.
Kondisi perpolitakan Turki yang tidak stabil akibat Perang Dunia I, peristiwa pemberontakan dalam negeri dan terakhir jatuhnya khilafah islamiyah, membuat Said Nursi yang berjuang memperbaiki politik dan kondisi sosial umat ancap mendapat intrik-intrik politik dan fitnah. Pemikiran-pemikiran yang beliau tuangkan dalam karya terkenalnya, Risalah an-Nur menyebabkan beliau sering keluar masuk enjara dan diasingkan.
Pada tahun 1935, Said Nursi bersama 125 muridnya ditahan dan disidang di Mahkamah Pidana Eskisehir, dan kemudian dipenjara selama 11 bulan. Beliau kemudian di pindahkan ke Kastamonu, tempat diman beliau menghabiskan masa tahanan selam 7 tahun. Sebelum disidangkan di Eskisehir ini, beliau juga sempat menjalani pembuangan di Barla selama 8 tahun. Di pembuangan Barla ini beliau berhasil menyelesaikan 3 bab bukunya Risalah an-Nur . Seluruh naskah buku tersebut beliau tulis dangan tangan, dan dilakukan dengan sebunyi-sembunyi. Pada masa inilah fase kedua kehidupan Said Nursi bermula. Beliau di gelari dengan Said Jadid (Said baru). Masa ini beliau mendedikasikan hidupnya untuk menulis dan menyebarkan kebenaran islam. Neliau berkat : "Saya akan buktikan kepada dunia bahwa Al-Quran adalah matahari rohani yang tidak akan luntur dan tidak akan padam."
Setelah keluar dari Kastamonu pada tahun 1934, kembali Said Nursi disidangkan di Mahkamah Denizli dengan tuduhan menyebarkan risalah mengenai eksistensi tuhan. Kali ini beliau diasingkan ke daerah Emirdag dibawah pengawasan ketat dan ancaman. Di Emirdag ini lagi-lagi Said Nursi dengan 53 pelajarnya disidangkan di Afyon, Said Nursi mengalami ujian terberatnya. Ketika itu beliau sudah berumur 75 tahun dan menderita berbagai penyakit. Delapan tahun kemudian (tahun 1956), mahkamah memutuskan untuk membebaskan Said Nursi dan murid-muridnya.
Pemilihan umum Raya Turki yang terselenggara dengan adil pada tahun 1950, memberikan awal baru bagi kehidupan sejarah Turki. Hal ini ditandai dengan runtuhnya hegemoni Partai Republik Rakyat yang memasung kebebasan beragama. Azan kembali menggema di Langit Turki, setelah undang-undang pelarangan azan dibatalkan oleh Parlemen baru Turki. Kemenangan ini juga menjadi puncak dari kegemilangan prestasi yang ditorehkan oleh Said Nursi.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 23 Maret 1960, beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau pergi untuk selamanya, Setelah menempuh perjuangan yang demikian panjang, m,eneruskan risalah iskam dengan penuh pengorbanan. kemuliaan dan kemenangan mengiringi langkah terakhirnya menemui Sang Pencipta. Hasil perjuangan dan karya nya terus menyinari abad ini dan abad yang akan datang. Wallahu a'lam....!
Dari : Muhammad Chabibie.
Penyusun : Zainul Hakim.
0 komentar:
Posting Komentar