:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Menteri Pemerintah Perancis Melarang Muslim Gunakan Bahasa Gaul !



    Nadine Morano, Menteri junior
    untuk kesatuan keluarga dan sosial.
    dalam suatu perdebatan di Chames.
    Vosges mengatakan pemuda Muslim
    seharusnya tidak berbicara dengan
    dengan menggunakan bahasa gaul
    atau memakai topi mereka secara terbalik
    .
    VOSGES - Seorang menteri pemerintah Perancis menarik reaksi kemarahan pada hari Selasa karena mengatakan bahwa pemuda Muslim seharusnya tidak berbicara dengan menggunakan bahasa gaul atau memakai topi mereka secara terbalik.

    Ditanyakan oleh seorang pemuda tentang kompatibilitas Islam dengan Republik Prancis, Nadine Morano, Menteri junior untuk kesatuan keluarga dan sosial, mengatakan bahwa menjadi Perancis bukan hanya tertera dalam KTP atau struk pembayaran, tetapi lebih untuk mencintai Perancis.

    Morano berkata dia ingin Muslim muda untuk "mencintai Perancis ketika ia tinggal di sini, untuk mencari pekerjaan, tidak berbicara bahasa gaul dan tidak memakai topi yang terbalik."

    Komentar tersebut dibuat dalam suatu perdebatan yang berlangsung di Charmes, Vosges, di mana sekitar 300 orang hadir.

    Kota ini dipilih oleh penyelenggara malam itu, wakil Jean-Jacques Gaultier (UMP) karena itu adalah tempat kelahiran novelis nasionalis dan anti-Dreyfusard, Maurice Barrès. Sekitar lima puluh aktivis dari NPA, Left Party dan Green protes di depan kotamadya menentang penghormatan terhadap penulis.

    Oposisi Sosialis dan kampanye anti-rasisme mengkritik komentar-komentarnya, yang dibuat di sebuah diskusi yang diselenggarakan sebagai bagian dari debat nasional mengenai identitas Perancis yang telah banyak dikritik telah terpecah-belah.

    Morano mengatakan bahwa komentarnya telah "di bawa keluar konteks".

    "Saya mengatakan bahwa dengan karikatur ini, dan stigmatisasi yang ada, saya akan sarankan mereka tidak hanya untuk memakai topi mereka lurus ke depan dan tidak berbicara bahasa slang, tapi saya menjelaskan juga (mereka harus) menggunakan potensi budaya ganda mereka," katanya pada hari Selasa.

    Komentarnya kepada pemuda Muslim mengacu kepada"verlan", slang jalanan perancis yang dibentuk dengan membalik suku-suku kata. Namun, topi terbalik, celana baggy dan berbicara dengan bahasa gaul yang khas, berhubungan dengan orang-orang pinggiran kota, sudah lama menyebar ke sekolah-sekolah tinggi di seluruh negeri dan kepada para pemuda dari semua latar belakang.

    Jurubicara Partai Sosialis Benoit Hamon mengatakan bahwa komentar itu "sangat serius".

    "Itu menegaskan pandangan karikaturis yang dimiliki beberapa anggota pemerintah terhadap para pemuda negara ini, dengan generalisasi yang tidak mungkin tentang pemuda Muslim yang dicurigai tidak mencari pekerjaan," katanya.

    Kelompok kampanye SOS Racisme menggambarkan kata-katanya sebagai "kesalahan yang lain" dalam perdebatan, yang telah mempertajam kesesitifitasan terhadap mayoritas Muslim Perancis, yang terbesar di Eropa, dan telah dilihat sebagai upaya pemerintah untuk memenangkan suara sayap kanan.

    "Ini adalah bagian dari rangkaian panjang rasisme dan komentar stigmatisasi yang dibuat selama perdebatan mengenai identitas nasional," kata asosiasi itu dalam sebuah pernyataan.

    Klaim Morano ini didukung oleh Amed Bellal, pemimpin regional komunitas Muslim yang berada dalam debat. Dia mengatakan bahwa Morano "sama sekali tidak menstigmatis agama Islam".

    Sekitar lima juta Muslim hidup di Perancis, terbesar dari masyarakat Muslim lainnya di Eropa. Banyak dari mereka adalah pendatang dari bekas koloni Perancis di Afrika Utara dan Barat.

    Pemerintah Sarkozy mengkaitkan dengan erat masalah pendatang dan integrasi dan meluncurkan debat identitas nasional bulan lalu, bermain pada tema yang telah membawa Sarkozy kepada keberhasilan selama masa kampanye pemilu 2007. Sarkozy mengundang warga biasa untuk menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan sebagai orang Perancis di forum Internet balai kota dan pada pertemuan di seluruh negeri.

    Inisiatif itu memicu kontroversi dari awal, dengan sayap kiri menuduh Sarkozy mencoba merayu pemilih ekstrim kanan menjelang pemilihan daerah bulan Maret dengan merujuk ke kebanggaan dan patriotisme Prancis.

    Para pengecam mengatakan, diskusi-diskusi di seluruh negeri hanya akan membuka kotak Pandora prasangka dan ekstremisme. (iw/iol/ie/reu)


    Sumber : (Berita SuaraMedia)


    0 komentar:

    Posting Komentar