Warga pinggir pantai Mindanao dalam kamp perlindungan, menghindari serangan Badai Bopha. |
MANILA - Tidak kurang dari 230 warga tewas akibat Badai Bopha yang melanda bagian barat daya Kepulauan Filipina.
Sementara ratusan warga lainnya masih dinyatakan menghilang, setelah badai memicu longsor dan banjir di sebagian negara tersebut.
Badai kencang dengan kecepatan 150 kilo meter per jam mencapai puncaknya saat rabu (5/12) pagi waktu setempat. Beberapa kepulauan, seperti kawasan Palalawan mengalami kelumpuhan total. Badai dikabarkan mulai tenang memasuki siang hari.
Reuters mengabarkan lahan pertanian dan kawasan pesisir luluh lantak akibat air laut yang meninggi dan menggenangi daratan. Beberapa situs pertambangan di Mindanao bagian selatan babak belur dan membutuhkan waktu lama untuk kembali beroperasi.
Perbukitan tidak sanggup membendung laju badai, yang membuat gumpalan awan penurun hujan. Beberapa wilayah mengalami longsor hebat, menimbun pemukiman warga.
Keadaan semakin sulit karena banjir bandang membawa material lumpur dan perkakas.Pemerintah mengatakan angka kematian akan meningkat.
Gubernur Arthur Uy mengatakan wilayahnya adalah terparah dalam bencana kali ini. Compostela Valley sebuah provinsi di Mindanao menjadi wilayah terparah dan memakan korban terbanyak.
Kata dia hingga Rabu (5/12) relawan mandiri mengantongi 150 nama warga yang tewas. ''Kami tidak menduga akan seperti ini. Angin terlalu kencang dan mendadak menghantam wilayah kami. Kematian akan tinggi, mata pencaharian juga terancam,'' Gubernur mengatakan demikian kepada Reuters, Rabu (5/12).
Sumber : Berita Republika
0 komentar:
Posting Komentar