ilustrasi |
Bukan mereka menafikan kewujudan sifat alam atau sifat makhluk atau sifat diri, alam dan makhluk itu tetap ada buat sementara (walaupun hakikatnya tiada), tetapi mereka manggangap alam dan makhluk itu telah binasa dalam Wajah Allah. Kalau dibuat analogi, mereka hanya tertuju kepada sifat manis, tetapi bukan tertuju kepada sifat gula. Keyakinan pada tingkat baqa adalah satu keyakinan yang tidak berubah-rubah lagi, salik itu yakin dengan sepenuh-penuh yakin, tidak satupun yang dapat menggugat keyakinannya.
Berkelanjutan pada perpaduan yang sebati selamanya, yang tidak berpisah antara nafi dan isbat. Berkekalan sifatnya seperti sifat api dan dengan sifat asap, sebagaimana matahari dan cahaya matahari, sebagaimana bayang-bayang dengan tuan yang empunya bayang-bayang. Berkelanjutan sebagaimana tiada lagi yang menyembah dan tiada yang disembah, melainkan semata-mata Tuhan semesta alam, yang mutlak pada hakikatnya.
Berkekalan sifat manusia sebagai sifat makhluk, dan berkelanjutan sifat Tuhan sebagai sifat ketuhanan, tetapi di antara sifat manusia dan sifat penciptanya, tidak bercerai dan tidak bersatu, sebagaimana tidak bersatu dan tidak berpisahnya isbat dan nafi.Konsep keyakinan tingkat ma’rifat ini adalah berlandaskan wahdah atau keesaan dalam wajah Maha Pencipta. Yang ada (yang membuat), yang ujud (yang ada), dan yang maujud (yang dijadikan) hanya adalah wajah Pencipta yang satu.
Tingkat keyakinan kamil ini bukanlah sama dengan apa yang dikatakan konsep hulul (bersatu dengan Allah), dalam pengertian singkatnya hulul itu adalah bergabung dua yaitu hamba dan Tuhan menjadi satu, konsep ini adalah konsep yang tidak benar, tidak sama dengan konsep yang dibawa Rasulullah, karena Islam berlandaskan konsep fana, yakni tiada yang lain hanya Allah.
Konsep kamil bisa dianalogikan seperti berikut, tidak angka dua dan angka tiga dalam jumlah satu, angka dua, angka tiga, dan angka yang ke sejuta, dan angka yang ke sekian kalinya itu adalah tercantum dalam bilangan satu. Untuk orang makrifat walaupun seberapa banyaknya angka satu itu digandakan, ia tetap berwajah satu, walaupun begitu banyak manifestasi dzat dalam alam semesta, tetapi dzatnya tetap satu.
Sekali lagi disebutkan, salik yang berada di makam haqul yakin adalah berpegang pada keyakinan tingkat wahdah, esa, atau tunggal. Allah itu satu (esa) dalam sifatnya, namaNya, afaalNya dan dzatnya, yang bersifat itu hanya sifat untuk Allah, yang bernama itu hanya nama bagiNya, yang melakukan itu hanya perilaku bagiNya dan yang berdzat itu hanya dzat bagiNya. Namun Dia tetap satu itu jua.
Ada antara mereka berdoa sekali sahaja dikabulkan Allah, ….tetapi ada pula antara mereka yang berdoa banyak kali tetapi masih tidak dikabulkan permintaan mereka.. apakah yang membuatkan permintaan mereka mendapat reaksi yang berbeza daripada Allah. Banyak yang menyalahkan Allah kerana tidak mengabulkan permohonan mereka, tetapi sebenarnya mereka yang silap kerana salah teknik memohon.
Bukan ayat yang dibaca itu yang sakti, tetapi pembaca itu , yang mempunyai keyakinan yang tidak berbelah bagi, keyakinan yang kental itu akan menghasilkan kekuatan batin di dalam diri mereka…. kekuatan itu sejajar dengan keyakinan yang mereka punyai… kekuatan batin ini pula akan menghasilkan getaran Rahsia Allah (Sir) yang terdapat di dalam diri mereka, hasil dari pancaran Dzat Allah, apabila getaran Dzat Allah telah wujud dalam diri mereka, … maka IA dapat mewujudkan apa yang diminta….
Dari : jiwa2kegelapan.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar