Hati biasa disifati dengan hidup dan mati, artinya ada hati yang hidup dan ada hati yang mati. Di antara tiga macam hati, ada hati yang sehat itulah hati yang bersih (selamat). Seseorang akan selamat di hari kiamat kelak jika menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’aro’: 88).
Hati yang bersih (selamat) merupakan lawan dari hati yang sakit.

Intinya, hati yang bersih adalah hati yang selamat dari berbuat syirik kepada selain Allah dalam bentuk apa pun, bahkan ibadah hanya boleh untuk Allah semata, yaitu irodah (keinginan), cinta, tawakkal, inabah (kembali), tunduk, takut dan rasa harap hanya ditujukan pada Allah semata.
Demikian ungkapan Ibnul Qayyim yang amat berharga yang beliau sampaikan dalam kitab beliau Ighotsatul Lahfaan (1: 7). Berarti orang-orang musyrik yang sukanya melestarikan tradisi syirik, memuja kubur, senang ruwatan atau sesajenan, dan melakukan tumbal, inilah yang memiliki hati yang sakit, bahkan bisa dikata “mati”.
Ya Allah, moga kami bisa berjumpa engkau dalam keadaan hati yang bersih nan selamat, yang selamat dari penyimpangan akidah dan kesyirikan.
Sumber : rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar