Di daerah Asia Tenggara, alat-alat tulang banyak ditemukan di daerah Tonkin, gua-gua di daerah Honbin, dan di bukit kerang Da But (Vietnam Utara) temuan-temuan itu menunjukan persamaan dengan alat-alat tulang dari Gua Sampung.
Tradisi pembuatan alat tulang dan tanduk nampaknya merupakan hal yang bersifat universal. Di Kawasan Eropa Barat pernah mengalami perkembangan yang menonjol dalam penggunaan alat-alat dari tulang pada tingkat paleolitik akhir di situs Magdaleine (Dordogne, Prancis) yang kemudian disebut kebudayaan Magdalenian. Ciri-ciri kebudayaan ini juga nampak di situs Creswell Crags yang kemudian disebut dengan Kebudayaan Creswellian.
Di kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, khususnya Indonesia perkembangan peralatan yang terbuat dari batu dan tulang sementara ini diketahui dari kebudayaan dalam konteks Pithecanthropus dan alat-alat lain yang dibuat dari tanduk, serpih, serta batu-batu bundar.
Di gua Sampung ditemukan sejumlah besar sudip tulang, dan alat-alat tanduk yang diupam. Pekakas tanduk digunakan sebagai pencukil atau belati. Sejauh yang diketahui, persebaran alat tulang dan tanduk di Nusantara kemudian tersebar kebeberapa wilayah seperti Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa TenggaraTimur.
Sumber : wacananusantara.org
0 komentar:
Posting Komentar