:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Dampak Hukum Islam Bagi AS Di Buktikan Oleh Mantan FBI



    AMERIKA – Seorang mantan FBI memberi tahu petugas kehakiman dan anggota keamanan nasional bahwa organisasi Muslim saat ini sedang gencarnya mengembangkan hukum Syariah di Amerika.

    Selama presentasi di Agensi Keamanan Bedford, mantan Anggota FBI John Guandolo menjelaskan kelompok-kelompok Islam seperti Islam Brotherhood, dimana dia pernah bekerja sama dalam mengembangkan hukum Islam atau yang biasa dikenal dengan hukum Syariah di AS.

    FBI dengan Muslim America
    ( Sumber Foto : suaramedia.com)
    Guandolo bekerja dengan FBI sejak 1996, setelah sembilan tahun sebelumnya bergabung dengan SWAT. Setelah tragedi 11 September dia terdaftar sebagai anggota Biro Anti-Teroris Washington, dimana dia mengetahui banyak tentang Al-Qaeda, salah satu kelompok pejuang Islam.

    Kini dia bekerja bersama Stephen Coughlin, mantan pakar Islam, juga melaporkan mengenai pengaruh kelompok Islam di AS.

    Setiap organisasi Muslim berada di bawah kekuasaan Muslim Brotherhood.

    "Mereka dengan hebat telah menyebarkan hukum Syariah di negara ini. Saya dapat memberi anda ratusan bukti."

    Dia memberikan beberapa contoh diterapkannya hukum Islam, seperti dibangunnya tempat wudhu di tempat-tempat umum, atau diberlakukannya perbedaan waktu untuk kegiatan berenang bagi pria dan wanita di sekolah-sekolah, dan beberapa hal lainnya.

    Namun Guandolo mengakui pemerintahan segan untuk "melawan" hukum Islam karena mereka merasa hukum tersebut benar.

    "Mereka pikir meniadakan hukum Syariah adalah solusinya, namun mereka merasa itu adalah kesalahan."

    Selama masa abdinya, Guandolo mengaku mendapat ancaman dari petinggi FBI tidak kurang dari tiga kali karena dia memiliki hubungan dekat dengan kelompok Muslim.

    "Saya yakin ini semua berkaitan dengan masalah politik AS. Inilah pemberontakan di AS." Katanya.

    Guandalo juga menuturkan hal yang sama terjadi di Britania. Seorang anggota parlemen Denmark ditolak memasuki Inggris karena dikhawatirkan membawa ancaman bagi Muslim.

    "Mereka (pemerintahan Inggris) menolak kedatangannya karena dikhawatirkan dia akan merusak perkembangan hukum Islam," katanya.

    Selain itu, dalam presentasi tersebut Jaringan Kerja Kristen (CAN) juga menjelaskan tentang kelompok Islam yang bertugas melindungi agama di AS.

    Jamaat ul-Fuqra, atau yang dikenal sebagai kelompok Islam Amerika, menurut CAN berada di bawah pengawasan Ulama besar Pakistan Sheikh Mubarak Ali Shah Gilani.

    CAN juga menyebutkan markas utama kelompok tersebut berada di wilayah Dover, sebelah Selatan wilayah Cumberland River. Tempat tersebut pernah menjadi sorotan pada 2002 mengenai komunitas Muslim mereka.

    Pada 2006, tempat tersebut pernah dituding menjadi tempat pelatihan teroris oleh Departemen Kehakiman, namun tidak terbukti.

    Guandolo menyebut tindakan "pengecut" pemerintahan seringkali terlihat jelas dari tudingan mereka terhadap komunitas Muslim.

    Direktur EMA Scott Johnson menuturkan pentingnya bantuan dana bagi perkembangan Muslim.

    "Pemerintahan seharusnya menyediakan kebutuhan bagi seluruh penduduknya, tanpa terkecuali."

    "Dan tragedi 11 September bukanlah alasan."

    "Kita tidak dapat menghindarinya." 



    Sumber : suaramedia.com


    0 komentar:

    Posting Komentar