Amerika - Setelah terjadinya peristiwa 11 September,
kaum muslimin di Amerika seolah menjadi tersangka. Hingga saat ini,
anggota intelijen dari Federal BUreau of Investigation (FBI) terus
dikerahkan oleh pemerintah Amerika untuk memata-matai aktivitas kaum
muslimin.
Akibat kebijakan itu, lembaga Cautioned
Council on American Islamic Relation (CAIR) di Amerika mengkritik sikap
berlebihan yang dilakukan oleh badan intelejen Amerika terhadap kaum
muslimin. Menurut lembaga tersebut, FBI terlalu berlebihan mengawasi dan
mencurigai setiap kegiatan kaum muslimin yang notabene sebagai umat
minoritas di AS. Pengawasan yang berlebihan itu dikhawatirkan akan dapat
menimbulkan keraguan terhadap umat Islam yang keyakinannya masih lemah,
selain juga melanggar hak kebebasan warga muslim yang juga merupakan
warga Amerika.
Kritikan tersebut disampaikan setelah
beberapa pekan yang lalu FBI diketahui memata-matai beberapa masjid dan
berbagai pusat kegiatan Islam di beberapa wilayah dan kota di Amerika.
FBI memata-matai kaum muslimin hanya lantaran ada salah seorang ustadz
yang membahas masalah jihad dalam ceramahnya.
Para anggota FBI berusaha menyusup ke berbagai masjid dan acara-acara yang diadakan oleh beberapa organisasi Islam untuk mengawasi kaum minoritas muslim. Gerak-gerik mereka selalu diawasi karena FBI khawatir bila ada diantara mereka yang terlibat dalam kasus yang dianggap sebagai tindakan terorisme. Hal itu diungkap Oleh Kantor Berita CNN, sebagaimana dikutip oleh situs Almokhtsar, Sabtu 27 October).
Salah seorang mantan anggota FBI mengaku bila dirinya pernah diperintahkan untuk memata-matai para jama'ah shalat di beberapa masjid dan di beberapa kota di Kalifornia sejak tahun 2006 hingga tahun 2011.
Menurutnya, untuk dapat menyusup ke masjid-masjid dan di berbagai organisasi-organisasi Islam ia menyamar sebagai orang yang baru masuk Islam. Ia menyusup guna mengetahui permasalahan jihad di kalangan kaum muslimin. Bahkan, terkadang ia sengaja memancing-mancing para jama'ah shalat supaya mereka berbicara tentang jihad dan kemudian ia sengaja merekamnya guna dilaporkan ke kantor FBI.
Setelah beberapa hari laporan itu sampai ke kantor FBI, mereka pun ditangkap dan diberitakan di berbagai media bahwa mereka adalah kaum muslimn yang beraliran keras. Selain itu, berbagai media itu juga mencantumkan perkataan beberapa kaum muslimin tentang jihad yang sengaja dipancing-pancing oleh para intelijen FBI.
Merasa diperlakukan dengan berlebih-lebihan dan tidak adil oleh FBI, kaum muslimin dan lembaga CAIR pun marah dan mendatangi kantor FBI untuk mengkritik kebijakan yang dikeluarkan oleh FBI.
Jumlah kaum muslimin di Amerika hanya berkisar 6-7 juta jiwa, atau setara dengan 2-3 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Amerika yang mencapai 300 juta jiwa.
Para anggota FBI berusaha menyusup ke berbagai masjid dan acara-acara yang diadakan oleh beberapa organisasi Islam untuk mengawasi kaum minoritas muslim. Gerak-gerik mereka selalu diawasi karena FBI khawatir bila ada diantara mereka yang terlibat dalam kasus yang dianggap sebagai tindakan terorisme. Hal itu diungkap Oleh Kantor Berita CNN, sebagaimana dikutip oleh situs Almokhtsar, Sabtu 27 October).
Salah seorang mantan anggota FBI mengaku bila dirinya pernah diperintahkan untuk memata-matai para jama'ah shalat di beberapa masjid dan di beberapa kota di Kalifornia sejak tahun 2006 hingga tahun 2011.
Menurutnya, untuk dapat menyusup ke masjid-masjid dan di berbagai organisasi-organisasi Islam ia menyamar sebagai orang yang baru masuk Islam. Ia menyusup guna mengetahui permasalahan jihad di kalangan kaum muslimin. Bahkan, terkadang ia sengaja memancing-mancing para jama'ah shalat supaya mereka berbicara tentang jihad dan kemudian ia sengaja merekamnya guna dilaporkan ke kantor FBI.
Setelah beberapa hari laporan itu sampai ke kantor FBI, mereka pun ditangkap dan diberitakan di berbagai media bahwa mereka adalah kaum muslimn yang beraliran keras. Selain itu, berbagai media itu juga mencantumkan perkataan beberapa kaum muslimin tentang jihad yang sengaja dipancing-pancing oleh para intelijen FBI.
Merasa diperlakukan dengan berlebih-lebihan dan tidak adil oleh FBI, kaum muslimin dan lembaga CAIR pun marah dan mendatangi kantor FBI untuk mengkritik kebijakan yang dikeluarkan oleh FBI.
Jumlah kaum muslimin di Amerika hanya berkisar 6-7 juta jiwa, atau setara dengan 2-3 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Amerika yang mencapai 300 juta jiwa.
Sumber : suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar