DENPASAR -- Setiap hari puluhan sapi disembelih di Bali. Karena itu tidak ada alasan pada Hari Raya Idul Adha umat Islam berkurban sapi. Apalagi kurban sapi di Bali sudah dilakukan beratus-ratus tahun dan tidak pernah ada masalah apapun.
Made Mardika MSi, pengamat budaya dan kandidat doktor Kajian Budaya Universitas Udayana Denpasar, mengatakan puluhan sapi yang disembelih setiap hari di Bali untuk dikonsumsi penduduk lokal maupun dikirim ke luar daerah. Pemotongan itu guna memenuhi keperluan daging sapi di Jakarta, Bandung atau daerah lainnya di Indonesia.
Bahkan di Bali, seperti di Kabupaten Buleleng dan Karangasem, kata Mardika, untuk kegiatan mecaru (upacara tertentu) menggunakan daging sapi muda (godel). Meski demikian, Mardika mengakui sebagian umat Hindu ada yang tidak mengkonsumsi daging sapi dan menganggap sapi sebagai binatang yang disucikan. (baca: Kurban Sapi di Bali tak Dilarang).
"Tapi inilah realita kehidupan Hindu di Bali, bisa hidup saling menghormati. Kalau menyembelih sapi dilarang, untuk apa peternak memelihara sapi dan untuk apa pemerintah menyediakan sarana pasar sapi," sebutnya kepada ROL di Denpasar, Kamis (25/10).
Bali dan sapi memang tidak bisa dipisahkan. Karena Bali memang menjadi gudangnya sapi berkualitas tinggi. Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia hasil penjinakan (domestikasi) banteng liar yang telah dilakukan sejak akhir abad ke 19 di Bali, sehingga sapi jenis ini dinamakan Sapi Bali.
Keunggulan sapi Bali antara lain memiliki daya tahan terhadap panas tinggi, pertumbuhan tetap baik walau pun dengan pakan yang jelek, prosentase karkas tinggi dan kualitas daging baik. Sapi Bali juga memiliki reproduksi tinggi, dengan dapat beranak setiap tahun.
Sapi Bali dewasa memiliki berat berkisar 350-450 kilogram, dan tinggi badannya 130 sampai 140 cm. Sedangkan sapi Bali betina relatif lebih kecil dan berat badannya sekitar 250 hingga 350 kg.
Pada 2011, Bali memiliki produksi sapi sebanyak 637.473 ekor, mendekati produksi Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mencapai 784.019 atau seperlima produksi Jawa Timur yang mencapai 3,9 juta ekor.
Sumber : republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar