YERUSALEM (HALINDSHOP) - Buldoser Israel yang didukung oleh puluhan polisi menghancurkan batu nisan di pemakaman Muslim di Yerusalem, menurut seorang fotografer kantor berita AFP.
Gerakan Islam menuduh kotamadya menghancurkan lebih dari 200 makam Muslim yang baru saja direnovasi di kuburan yang berusia berabad-abad di Yerusalem barat yang berpenduduk sebagian besar Yahudi ilegal.
"Tadi malam sekitar pukul 12:30 (2130 GMT) pasukan pendudukan memasuki kuburan dan menghancurkan sekitar 200 makam," kata Mahmud Abu Atta dari Yayasan Al-Aqsa yang memiliki hubungan terkait dengan kelompok Gerakan Islam, yang anggotanya adalah warga Arab Israel.
Dia mengatakan, buldoser kembali tak lama kemudian di hari yang sama untuk menghancurkan puluhan lainnya setelah pengadilan Yerusalem menolak petisi untuk menghentikan pekerjaan tersebut.
"Kehancuran ini terkait dengan masalah renovasi. Pendudukan Israel tidak ingin kita untuk merenovasi kuburan sehingga menghancurkan mereka," katanya.
Juru bicara untuk kotamadya tidak menanggapi beberapa panggilan telepon, dan juru bicara polisi mengatakan dia sedang menyelidiki ke dalam insiden ini.
Penghancuran makam terjadi dekat lokasi Museum Toleransi yang direncanakan akan dibangun oleh Simon Wiesenthal Center, sebuah kelompok hak asasi manusia Yahudi yang berbasis di AS.
Proyek ini telah memicu kontroversi karena kedekatannya dengan kuburan tapi Abu Atta mengatakan penghancuran yang terakhir ini tidak berhubungan dengan museum.
1.300.000 warga Arab Israel termasuk keturunan Palestina yang tinggal di wilayah rezimYahudi itu setelah perang 1948 yang menjadi titik awal penciptaan negara itu.
Sementara itu, sebuah konvoi besar yang terdiri dari sekitar 30 kendaraan polisi menyerbu desa Al-Araqib di padang pasir Negev Israel selatan, Forum Koeksistensi Negev berkata.
Polisi segera mulai menghancurkan struktur tenda yang telah didirikan oleh penduduk desa, yang hancur pada tanggal 27 Juli dalam serangan yang jauh lebih besar. "Ada sekitar 100 polisi dengan lima atau enam buldoser dan truk. Mereka menghancurkan desa untuk ketiga kalinya dalam dua minggu," kata Haya Nuh, kepala Forum Koeksistensi Negev.
Dua minggu yang lalu, lebih dari 1.000 polisi telah menggerebek situs yang sama dan meratakan 30 atau 40 bangunan darurat yang ada di rumah untuk sekitar 300 Badui, mencabut ratusan pohon dan pengangkutan dari harta benda penduduk desa.
Menurut Pusat Informasi Palestina, sebuah komite untuk rekonstruksi pemakaman Muslim di Al Quds (Yerusalem) mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel masih menggali dan menghancurkan kuburan kuno Muslim di Al Quds (Yerusalem), kuburan Mamanullah (atau Mamillah).
Pihak berwenang Zionis bermaksud untuk membangun tidak hanya "Museum Toleransi" di tempat pemakaman kuno Muslim, yang terletak dekat pintu gerbang Al-Khalil, di sebelah barat Al-Quds, tetapi juga sebuah komplek administrasi bangunan. Secara harfiah di atas tulang belulang manusia.
Kuburan tersebut merupakan yang terbesar di Palestina, terdapat makam para sahabat Nabi Muhammad (SAW) di sana.
Lebih dari 62 tahun lalu, pendudukan Israel mulai mengekspos dan menghancurkan kuburan, dan membangun taman, museum, hotel, bar, sekolah dan lapangan parkir diatasnya.
Komite ini menyebut tindakan vandalisme ini sebagai deklarasi perang agama melawan umat Islam di seluruh dunia.
Komite Islam-Kristen yang mendukung Al-Quds dan tempat-tempat suci memperingatkan bahwa Israel berencana untuk melakukan perubahan menyeluruh di wilayah Al-Buraq di Al-Quds sebagai bagian dari rencana keseluruhan untuk Yahudisasi Kota Suci dan mengubahnya menjadi salah satu kuil Yahudi terbesar dunia.
Komisi menyatakan bahwa Al-Quds dan warga Arab sedang menghadapi bahaya nyata, terutama setelah Israel mengintensifkan usaha untuk Yahudisasi pada skala belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir Israel menghancurkan 88 rumah Palestina di Al-Quds, dan mengusir 1500 orang Palestina dari wilayah Sylvan, dekat Masjid Al-Aqsa. (iw/nt/sg/kc)
Sumber : suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar