Muslim Amerika berbincang dalam sebuah masjid di New York. |
NEW YORK -- Belakangan komunitas Muslim New York, Amerika Serikat (AS) merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah lokal. Itu termasuk kebijakan Kepolisian New York yang menyusupkan mata-mata guna mengawasi aktivitas komunitas muslim.
Melihat kondisi itu, para pemilih Muslim berkeinginan untuk mengubahnya dengan memanfaatkan pemilihan wakil Majelis Kota New York. Karena itu, komunitas muslim berinisiatif untuk menggunakan hak suarannya dengan harapan tercipta kondisi yang lebih baik.
"Kami ingin memastikan ada pejabat terpilih yang mampu memikul tanggung jawabnya," komentar Linda Sarsour, Kepala Asoasiasi New York, seperti dikutip Voice of America, Rabu (24/10).
Pada 6 November mendatang, warga New York berkesempatan untuk memilih wakil Majelis Kota New York. Momentum itu tidak disia-siakan kalangan muslim dengan mengadakan pertemuan dengan para calon dan mendaftarkan diri sebagai pemilik hak suara. Organisasi Sarsour misalnya, telah mendaftarkan lebih dari 2.000 pemilih baru di Brooklyn.
Hal serupa juga diikuti dengan Asosiasi Arab Amerika New York. Penulis lagu dan penyanyi, Omnia Hegazy mengatakan ada perwakilan majelis yang tidak menyadari adanya kekerasan rasial. Seharunya ada pengawasan setiap hari. Itu penting guna mengetahui apa yang terjadi. "Saya pikir itu menjadi kepentingan mereka untuk benar-benar belajar tentang komunitas kami," kata dia.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan para calon, Tom McCarthy dari Republik dan Alec Brook-Krasny dari Demokrat, komunitas muslim terbantu dengan pemaparan dari setiap kandidat. Tom misalnya, berjanji untuk memperjuangkan hak kalangan imigran. Ia juga menegaskan untuk menolak kebijakan memata-matai komunitas muslim.
"Jika kita mengambil kebebasan dari sejumlah kelompok, maka akan kita tidak akan menwujudkan mimpi Amerika," kata dia. Tahun lalu, kantor berita AP, mengungkap Kepolisian New York menugaskan polisi untuk menjadi mata-mata dalam komunitas muslim.
Ia bertugas mengawasi aktivitas masjid dan organisasi mahasiswa Muslim.AP juga mengungkap intelejen kepolisian New York membentuk satuan yang disebut Satuan Demografi. Satuan ini berisi polisi berpakaian preman yang bertugas mengawasi setiap kelompok etnis di New York.
Sumber : republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar