:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Al Qur’an adalah Kalamullah Bukan Makhluk ! [1]



    Apakah Lafadz Al-Qur’an adalah Makhluk?

    Telah dijelaskan bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah, bukan makhluk. Akan tetapi apabila Al-Qur’an diucapkan oleh manusia apakah itu makhluk? Ataukah tetap kita sebut bukan makhluk? Atau kita wajib diam atas permasalahan ini?

    Jawabannya penetapan secara mutlak atau penafian secara mutlak terhadap pernyataan di atas tidaklah benar. Adapun yang benar adalah dengan rincian sebagai berikut(1),(2):

    Jika yang dimaksudkan dengan lafadz adalah pengucapan yang dilakukan oleh seorang hamba, yaitu keluarnya suara dari hasil gerakan mulut, lisan dan dua bibir maka hal tersebut adalah makhluk, karena hamba dan perbuatannya keduanya sama-sama makhluk baik yang diucapkan berupa Al-Qur’an, hadits, atau perkataan hamba itu sendiri.
    Adapun jika yang dimaksudkan dengan lafadz adalah apa yang diucapkan maka hal itu bisa disebut makhluk atau bisa juga bukan makhluk. Apabila yang dimaksudkan adalah Al-Qur’an, maka ini bukan makhluk, melainkan Kalam Allah. Kalam Allah termasuk sifat Allah, dan sifat-Nya bukanlah makhluk.
    Perkataan Imam Ahmad rahimahullah yang mengisyaratkan adanya perincian ini adalah:

    من قال : لفظي بالقرآن مخلوق يريد به القرآن؛ فهو جهمي

    “Barangsiapa berkata: lafadzku dengan Al-Qur’an adalah makhluk, dan yang dimaksudkan dengan pernyataan tersebut adalah Al-Qur’an maka dia Jahmiyyah.”

    Perkataan “يريد به القرآن ” (yang dimaksudkan dengan pernyataan tersebut adalah Al-Qur’an), mengandung pengertian bahwa apabila yang dimaksudkan bukan Al-Qur’an, melainkan aktifitas melafadzkan Al-Qur’an yang merupakan perbuatan manusia maka tidak disebut Jahmiyyah, wallahu a’lam.

    Al-Qur’an Terdiri dari Huruf dan Kata

    Salah satu madzhab ahlus sunnah wal jama’ah adalah mengakui bahwasanya Allah berbicara dengan Al-Qur’an yang tersusun dari huruf dan mengandung makna. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin telah merinci penjelasan Abu Muhammad ‘Abdullah bin Ahmad Al-Maqdisi tentang Al-Qur’an adalah Kalam Allah dalam kitab Lum’atul I’tiqad dengan dalil yang menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an terdiri dari huruf dan kata. Dalil-dalil tersebut adalah(3):

    Orang-orang kafir mengatakan bahwa Al-Qur-an adalah sya’ir, dan tidaklah mungkin Al-Qur’an disebut sebagai sya’ir kecuali apabila terdiri dari huruf dan kata.

    وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُّبِينٌ

    “Dan Kami tidak mengajarkan sya’ir kepadanya (Muhammad) dan bersya’ir itu tidaklah layak baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas.” (Yaasiin :69)

    Allah Ta’ala menguji orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur’an. Kalaulah Al-Qur’an tidak terdiri dari huruf dan kata tentu tantangan tidak bisa diterima, karena tidak mungkin suatu tantangan itu dilakukan kecuali dengan sesuatu yang dimengerti dan diketahui apa itu yang menjadi tantangan.

     وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

    “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah: 23)

    Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Al-Qur’an dibacakan kepada manusia:

     وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لاَ يَرْجُونَ لِقَاءنَا ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَـذَا أَوْ بَدِّلْهُ

    “Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: “Datangkanlah Al Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia” (Yunus:15)

    Sesuatu yang dibacakan pasti terdiri dari huruf dan kata, maka hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah sesuatu yang bisa dibaca, berupa huruf dan kata.

    Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Al-Qur’an terjaga di dada-dada orang yang berilmu serta tertulis di Lauhul Mahfudz :

     بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ

    “Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (Al-‘Ankabut:49)

    إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ, فِي كِتَابٍ مَّكْنُونٍ, لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

    “dan (ini) sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia, dalam kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfudz), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.” (Al-Waqi’ah: 77-79)

    Tidaklah sesuatu itu dapat dihafal dan di tulis melainkan apabila terdiri dari huruf dan kata.

    Perkataan ‘Ali rahadiyallahu ‘anhu :

    من كفر بحرف منه فقد كفر به كله

    “Barangsiapa mengingkari satu huruf dari Al-Qur’an maka dia telah mengingkari seluruh Al-Qur’an”.

    Ijma’ kaum muslimin: Bahwasanya tidak ada perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin bagi siapa yang mengingkari satu surat, atau ayat, atau kata, atau huruf dari Al-Qur’an maka telah sepakat bahwa dia dihukumi kafir.
    Al-Qur’an adalah Kalam Allah dan bukan makhluk telah dijelaskan secara tegas beserta dalil-dalilnya. Mengimani akan hal ini merupakan bagian dari iman kepada Allah Ta’ala. Tidak perlu lagi ada perdebatan dengan orang yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk atau orang yang abstain yang mengatakan: “Aku tidak tahu Al-Qur’an itu makhluk atau bukan makhluk, akan tetapi ia adalah Kalam Allah”. Karena orang seperti ini adalah ahli bid’ah, sama seperti orang yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.

    Terakhir kita sampaikan perkataan Al-Imam Sufyan bin ’Uyainah yang diriwayatkan oleh Adullah bin Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya As-Sunnah (no.25)(4):

    القرآن كلام الله عزوجل من قال مخلوق فهو كافر ومن شك في كفره فهو كافر

    ”Al-Qur’an adalah Kalamullah. Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir. Dan barangsiapa yang ragu akan kekafiran orang tersebut, maka ia juga kafir”.

    ***
    Penulis: Ummu ‘Ubaidillah Nirmala Ayuningtyas
    Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

    (1) Fathu Rabbil Bariyyah, bi talkhiishil hamawiyyah, hal.70
    (2) Syarh Al ‘Aqidah Al –Wasithiyyah, hal.346
    (3) Syarh Lum’atul I’tiqaad Al-hadii ila sabiilir rasydi, hal.46-47
    (4) Diambil dari artikel Abu Al-Jauzaa’, Al-Qur’an adalah Kalamullah, Bukan Makhluk!!


    0 komentar:

    Posting Komentar