SEMARANG — Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah mengingatkan kepada masyarakat agar ibadah haji tidak sekadar mengejar status tanpa diikuti peningkatan keimanan. MUI mengimbau agar para jamaah haji berjuang agar menjadi haji mabrur.
Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jateng, Taslim Syahlan mengatakan pengertian haji mabrur secara mekanisme pelaksanaan ibadah haji adalah melaksanakan ibadah haji sesuai syarat, rukun, dan kewajiban.
Setelah itu, lanjut Taslim, para jemaah haji juga harus dapat melakukan pembuktian sebagai haji mabrur terhadap dirinya sendiri serta terhadap lingkungan sekitar. Pembuktian terhadap dirinya sendiri seperti adanya perubahan pola dan gaya hidup yang berkaitan dengan iman seperti salat dan rajin ke masjid.
“Jika tadinya sebelum melakukan ibadah haji, jarang ke masjid dan ibadah salatnya biasa-biasa saja, setelah pulang haji menjadi intensif ke masjid dan salatnya tepat waktu,” katanya di Semarang, Jumat (2/11).
Sementara pembuktian terhadap lingkungan sekitar di antaranya lebih peduli atau empati dengan tetangga atau orang lain sehingga ringan tangan memberi bantuan. Jika lingkungan sekitar buruk, mereka harus menjadi inspirator untuk mengubahnya menjadi baik.
Akan tetapi jika lingkungan sekitar sudah baik, maka harus dipertahankan serta meningkatkannya menjadi lebih baik. “Inputnya dapat meningkatkan keimanan dalam diri, sementara outputnya dapat menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar mereka. Percuma jika seseorang sudah naik haji sampai ratusan kali tetapi masih ada tetangga di samping rumahnya kelaparan,” katanya.
Taslim menambahkan bahwa seluruh umat manusia dari segala penjuru di dunia yang melaksanakan ibadah haji mendambakan menjadi haji yang mabrur. “Sabda Rasullulah, haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga,” demikian Taslim Syahlan. Kuota jemaah calon haji dari Jateng tahun 2012 sebanyak 29.657 orang.
Sumber : taufik rachman/antara
0 komentar:
Posting Komentar