Bengkulu - Kesenian tradisional Bengkulu, Bubu Gila, yang nyaris punah akan ditampilkan kembali pada festival tahunan Tabot pada 14-24 November mendatang.
"Kami akan menampilkan kembali permainan rakyat tradisional Bengkulu yang telah ada sejak ratusan tahun silam yakni Bubu Gila atau Bubu Gilo pada festival Tabot," kata tokoh masyarakat Bengkulu dan Penasihat Sanggar Anggrek Bulan, Zakaria Saleh (70), pada Senin.
Ia mengatakan, sanggarnya sudah mempersiapkan Bubu untuk menampilkan Bubu Gila bersama penari dan iringan musik kulintang dan gong di festival Tabot (peti mati).
"Yang masih kurang hanya pawangnya yang akan memantrai Bubu tersebut," ujarnya.
Zakaria menjelaskan, Bubu Gila yang oleh warga Bengkulu disebut Lukah Gila merupakan permainan yang pada masa lalu dibuat untuk hiburan rakyat oleh masyarakat Lembak, suku asli di Bengkulu.
Bubu Gila atau Setuyu dimainkan menggunakan Bubu (alat tangkap ikan tradisional) yang dihias sedemikian rupa hingga menyerupai orang-orangan sawah.
Seorang pawang kemudian akan memantrai Bubu, membuat Bubu bergoyang dan menari mengikuti irama ketukan sapu lidi hijau dan tempurung kelapa yang sudah disiapkan oleh pawang.
Penonton akan diminta untuk memegang Bubu tersebut dan menahan goyangannya. Semakin kuat orang tersebut menahannya maka akan semakin kuat pula goyangan Bubunya.
Lebih lanjut Zakaria berharap Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Bengkulu mendukung upaya penggalian dan pelestarian kesenian tradisional daerah, bukan hanya Tabot.
Menurut dia, sekarang kesenian rakyat Barong Landong--mirip ondel-ondel di Jakarta-- sudah hampir punah dan permainan tradisional seperti Beruang-Beruang tinggal kenangan.
"Pemerintah daerah harus terus berupaya menggali lebih dalam adat istiadat dan tradisi di Bengkulu agar tidak punah," demikian Zakaria Saleh.
Sumber : (ANTARANews.com)
0 komentar:
Posting Komentar