:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Kisah Aisyah, Sungguh Perempuan Yang Sangat Mulia ! [2 / Selesai]



    ilustrasi
    Masyitoh juga dilempar ke dalam api. Dan, pada saat itulah, ia juga melihat sebuah kebenaran.

    Tiba-tiba bayi yang masih dalam gendongan itu berkata, “Wahai ibuku, bersabarlah. Sesungguhnya, engkau berada di atas kebenaran.” 

    Setelah itu, giliran Masyitoh yang dilemparkan ke api menyusul anak-anaknya.

    Melihat kekejaman tersebut, Aisyah tak mampu lagi menahan amarah. Dia mencecar Firaun dan menyatakan keinginannya untuk tidak lagi menjadi istri raja zalim tersebut.

    Firaun yang mendengar hal tersebut naik pitam. Ramses lalu menyeru pada kaumnya, “Apa yang kalian ketahui tentang Aisyah binti Muzahaim?” 


    Mereka pun menyanjungnya. Lalu Firaun berkata lagi kepada mereka, “Sesungguhnya, dia menyembah Tuhan selainku.” 

    Lalu, berkatalah orang Mesir mereka kepada rajanya, “Bunuhlah dia!”

    Lalu dimulailah siksaan itu. Ramses memerintahkan para algojonya untuk memasang tonggak dan mengikat Aisyah pada tonggak tersebut. Aisyah lalu diseret di bawah sengatan terik matahari. 

    Kedua tangan dan kaki Aisyah dipaku dan di atas punggungnya diletakkan batu yang besar. Namun, siksaan tersebut tak menyurutkan keimanan Aisyah. Tak sedikit pun rasa takut terukir di wajah cantiknya. Tak sedikit pun kesedihan yang terlukis. Siksaan itu justru menguatkan keimanannya.

    Dalam siksaan itu, Aisyah pun berseru yang kemudian diabadikan dalam surah at-Tahrim ayat 11. “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” 

    Allah mengabulkannya. Dia mencabut seluruh rasa sakit yang dialami Aisyah. Lalu, senyum pun membentang ketika perempuan paling mulia yang bersuamikan manusia paling durjana di muka bumi itu mengembuskan napas terakhirnya. 

    Sebagai Ibu dari Musa
    Semasa hidupnya, Aisyah juga dipercaya Allah untuk menjaga takdir peradaban Islam. 

    Suatu ketika, Firaun Ramses II didatangi oleh seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa kelak dia akan dibunuh oleh seorang lelaki dari Bani Israel. Namun, lelaki tersebut saat ini masih bayi. 

    Mendengar hal itu, Sang Firaun langsung memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh seluruh bayi lelaki Bani Israel sehingga menutup kemungkinan bayi itu tumbuh dewasa dan membunuh Sang Penguasa Mesir. 

    Bahkan, seorang ibu Bani Israil yang sedang hamil pun ditunggui oleh tentara Firaun. Jika ia melahirkan seorang bayi lelaki, tentara itu akan langsung membunuhnya.

    Namun, Allah punya skenario yang lebih baik. Allah menyelamatkan salah satu bayi dari keturunan Bani Israel. Dia adalah Musa. Musa kecil ditemukan Aisyah sewaktu sedang mandi di sungai dekat istana. 

    Aisyah tiba-tiba melihat peti berisi bayi lelaki. Bayi itu diambil dan dibawanya pulang ke istana. Aisyah pun berusaha meyakinkan Firaun agar tidak membunuh anak tersebut.

    Seperti dikutip dalam surah al-Qashash ayat 9, “(Ia) biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut menjadi anak sedangkan mereka tidak menyadari,” kata Aisyah.

    Sang Firaun menyetujuinya. Bayi itu bahkan diangkat menjadi putra Firaun Ramses II. Aisyah pun menjaga bayi tersebut dengan seluruh cinta yang dimilikinya. Berkali-kali Aisyah menyelamatkan Musa dari kemurkaan Firaun. 

    Seperti saat Musa kecil, tiba-tiba sang bayi mencabut jenggotnya. Firaun yang kesakitan menjadi sangat marah dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Musa. Namun, Aisyah segera mencegahnya. Dia meyakinkan Firaun bahwa Musa kecil belum mengerti atas apa yang dilakukannya.

    Aisyah berhasil membesarkan tokoh kunci dalam takdir hidup Firaun di bawah batang hidung raja zalim itu sendiri hingga dewasa. Musa tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani. 

    Meskipun bukan anak kandungnya, rasa cinta Aisyah tak kurang terhadap Musa. Dia mengkhawatirkan keadaan Musa selayaknya seorang ibu kandung. Dia selalu mendoakan Musa agar bisa mendapatkan kemenangan atas Firaun.

    Aisyah tidak hanya telah membuktikan diri sebagai hamba Tuhan yang baik, namun juga sebagai ibu yang baik dan pengasih. Aisyah termasuk sedikit di antara manusia yang namanya terukir dalam Alquran. Kepadanya, Allah berikan tempat yang mulia di sisi-Nya.


    Dari : ROL


    0 komentar:

    Posting Komentar