:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Kisah Ashabul Ukhdud Dan Kaum Yang Beriman ! (1)


    ilustrasi

    “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS al-Ankabut: 2).

    Dari petikan ayat tersebut kita bisa tahu bahwa Allah akan senantiasa menguji keataatan umatnya, sejauhmana seorang manusia mampu mempertahankan keimanannya. 

    Sebagaimana dalam kisah Ashabul Ukhdud (para pembuat parit) yang terekam dalam Alquran surah al-Buruj.

    Kisah ini terjadi pada kaum Bani Israil sepeninggal Nabi Musa, ketika kaum keturunan Nabi Ya’kub ibn Ishak itu masih me upakan umat yang hidup di bawah bimbingan Allah dan Rasul-Nya. 

    Pada masa itu tersebutlah seorang raja. Dia memiliki seorang tukang sihir yang telah sangat tua. Suatu hari tukang sihir itu mengungkapkan nazarnya kepada raja. “Saya sudah tua, carikan untukku seorang pemuda remaja yang akan saya ajari sihir,” ujarnya. 

    Raja pun lantas mencarikan seorang pemuda untuk diajari ilmu sihir. Seorang pemuda kemudian dipilih dan diminta datang ke istana untuk menemui tukang sihir. 

    Dalam perjalanan, sang pemuda singgah di tempat seorang rahib (ahli ibadah) yang sedang menggelar sebuah majelis. Dia lalu duduk dan mendengarkan ceramah yang disampaikan sang rahib yang membuatnya begitu tertarik.

    Gara-gara mampir di majelis agama itu, si pemuda terlambat sampai ke tempat tukang sihir dan dia dipukuli. Celakanya, bila ia terlambat kembali ke rumahnya dia juga akan dipukuli oleh keluarganya. 

    Maka, ia mengadu tentang kejadian itu kepada rahib tersebut. “Kalau engkau takut kepada si tukang sihir, katakan kepadanya, ‘Aku ditahan oleh keluargaku.’ Dan jika engkau takut kepada keluargamu, katakan kepada mereka, ‘Aku ditahan oleh tukang sihir itu,’” saran sang rahib.

    Keyakinannya terhadap tauhid membuat doa-doa pemuda tersebut mudah dikabulkan oleh Allah. 

    Suatu hari, ketika si pemuda berangkat untuk belajar ilmu sihir, mendadak di tengah jalan ada seekor binatang buas. 

    Binatang tersebut membuat orang-orang tidak berani untuk melintasi jalanan tersebut. 

    Maka, pemuda itu berkata. “Sekarang aku akan mengetahui yang mana yang lebih baik di sisi Allah apakah ajaran sang rahib atau ajaran ahli sihir,” ujarnya.

    Dia lalu mengambil sebuah batu dan berdoa, “Ya Allah, jika ajaran rahib itu lebih baik di sisimu maka bunuhlah binatang itu supaya orang-orang dapat lalu lalang di tempat ini.” 

    Batu itu kemudian dilemparkannya kepada binatang tersebut dan langsung membuatnya terbunuh.

    Kemudian, pemuda itu menemui si rahib dan menceritakan kejadian yang barusan dialaminya. Si rahib berkata kepadanya. “Hari ini engkau lebih utama daripadaku. Sesungguhnya engkau tentu akan menerima cobaan maka apabila engkau ditimpa satu cobaan, janganlah engkau menunjuk diriku.” 

    Keyakinannya terhadap tauhid membuat doa-doa pe muda tersebut mudah di ka bul kan oleh Allah. Si pemuda pun menggunakan kemuliaan tersebut untuk membantu orang lain. Dia mengobati ber macam-macam penyakit, bahkan mampu membuat orang buta kembali melihat. 

    Berita itu pun sampai ke telinga teman sang raja yang buta sejak lahir. Dia pun menemui si pemuda tersebut dengan membawa banyak hadiah.

    Namun, si pemuda berkata dengan sangat rendah hati. “Sebetulnya, saya tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Tapi, yang menyembuhkan itu adalah Allah. Kalau engkau beriman kepada Allah, saya akan doakan engkau kepada Allah, tentu Dia sembuhkan engkau,” ujarnya.


    Sumber : ROL


    0 komentar:

    Posting Komentar