ilustrasi |
Mendengar hal tersebut, laki-laki itu pun beriman kepada Allah. (Baca Sebelumnya : Kisah Ashabul Ukhdud Dan Kaum Yang Beriman ! (1))
Tak berapa lama berselang, laki-laki itu pun menemui sang raja. Raja terkejut melihat temannya bisa melihat. “Siapa yang sudah mengembalikan matamu?” tanyanya.
Dia pun menjawab, “Rabbku,” katanya singkat.
Raja pun berang. “Apa kamu punya tuhan selain aku?”
Laki-laki itu lalu kembali menjawab tanpa keraguan sedikit pun. “Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.”
Raja yang merasa terhina lalu memerintahkan pengawalnya untuk menangkap temannya itu dan menyiksanya. Sampai laki-laki itu menceritakan keberadaan si pemuda yang telah membantu mendapatkan kembali penglihatannya.
Si pemuda kemudian ditangkap dan dihadapkan ke depan raja. “Wahai anakku, telah sampai kepadaku kehebatan sihirmu yang dapat menyembuhkan buta, sopak, dan kamu berbuat ini serta itu,” ujarnya.
Pemuda itu berkata, “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Tapi, yang menyembuhkan itu adalah Allah.”
Sang raja lalu menyiksanya sampai si pemuda menunjukkan tentang rahib yang mengajarkan tauhid.
Rahib pun ditangkap. Raja memerintahkannya agar keluar dari keyakinannya selama ini. Namun, rahib menolaknya. Raja itu lalu menyuruh pengawalnya untuk membawakan sebuah gergaji untuk membelah kepala sang rahib.
Sang raja lalu menyeret temannya dan memaksanya pula untuk murtad. Dia pun menolak dan mendapatkan takdir yang sama dengan si rahib.
Ujian Bagi Sang Pemuda
Sang raja juga mengajukan permintaan yang sama kepada si pemuda. “Keluarlah kamu dari keyakinanmu,” pintanya.
Untuk ketiga kalinya, sang raja mendapatkan penolakan. Akhirnya raja itu memanggil para prajuritnya.
“Bawa dia ke gunung dan naiklah. Kalau kalian sudah sampai di puncak, kalau dia mau beriman bawa pulang. Kalau dia tidak mau, lemparkan dia dari atas,” perintahnya.
Mereka pun membawa pemuda itu ke gunung yang ditunjuk. Si pemuda pun berdoa, “Ya Allah, lepaskan aku dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki.”
Seketika gunung itu bergetar dan para prajurit itu pun terpelanting jatuh. Kemudian pemuda itu datang berjalan kaki menemui sang raja.
Melihat hal tersebut, Raja pun terperangah. “Apa yang dilakukan para pengawalku itu?”
Si pemuda berkata, “Allah menyelamatkanku dari mereka.”
Raja pun menyerahkan si pemuda kepada anak buahnya dan menyuruh mereka untuk pergi ke tengah laut dengan perahu. Seperti perintah pertama, bila pemuda itu tetap kukuh dengan keyakinannya, dia harus dilempar ke laut.
Di tengah pelayaran, si pemuda berdoa lagi. Perahu itu pun karam dan orang-orang suruhan raja tenggelam. Sedangkan, si pemuda berjalan dengan tenang menemui sang raja.
Raja kembali merasa bingung, bagaimana si pemuda tersebut dapat terhindar dari hukuman. Lalu si pemuda berkata kepada raja. “Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membunuhku sampai engkau melakukan apa yang kuperintahkan.”
Pemuda itu menyuruh raja untuk mengumpulkan penduduk di satu tempat. Kemudian raja diminta menyalibnya di sebatang pohon. Setelah pemuda itu disalib, raja diminta mengambil sebatang anak panah dari kantong panah milik pemuda.
“Ucapkanlah ‘Bismillah Rabbil ghulam’ dan tembaklah aku dengan panah itu, niscaya engkau akan dapat membunuhku,” kata sang pemuda.
Sumber : ROL
0 komentar:
Posting Komentar