:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Pidato Kebudayaan Tandai 44 Tahun Pusat Kesenian Di Jakarta


     Budaya 2012 diselenggarakan memperingati
    hari lahir ke-44 TIM 
    (Foto : Hafidz Novalsyah/NGT)
    Pidato Budaya 2012 diselenggarakan memperingati hari lahir ke-44 TIM. Pidato budaya tahun ini disampaikan Mahfud MD.

    Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bersama Badan Pengelola Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) kembali menggelar acara pidato kebudayaan dalam rangka hari ulang tahun TIM setiap tanggal 10 November. Mengusung tema "Mengembalikan Daulat Rakyat di Tengah Krisis Demokrasi Kita", pidato budaya tahun ini disampaikan Mahfud MD, ahli hukum dan Ketua Mahkamah Konstitusi RI di Graha Bakti Budaya-TIM, Sabtu (10/11).

    Menurut Dewi Noviami, Ketua Bidang Program DKJ, pidato kebudayaan adalah program unggulan untuk mengisi rangkaian acara program peringatan 44 tahun berdirinya TIM sejak 1968. Ia menambahkan, Mahfud MD menjadi pembicara pada Pidato Budaya 2012 karena memiliki kredibilitas dalam penegakan hukum di Indonesia.

    "Nama Mahfud MD dipilih melalui proses rapat pleno. Pertimbangan kami mengacu pada fakta beliau ialah seorang tokoh yang selama ini tampil cukup tegas, sikap, dan penyataannya baik," urai Novi.

    Selain itu, memasuki usia ke-44 TIM menampilkan pula ajang-ajang kesenian. Mulai dari tradisional hingga yang modern/kontemporer. Di antaranya pameran lukisan tunggal karya Yahya TS yang sudah dibuka, mengangkat nuansa budaya Indonesia sebagai tema. Lantas juga ada pameran seni patung berlabel "JEJAK" karya 34 seniman, pagelaran dialog tari "Maestro Maestro", dan berbagai sajian lain.

    Rumah seni

    Semenjak didirikan pada era Gubernur Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta telah berkembang sebagai 'rumah" dan "oase" bagi para seniman. Baik yang masih mencari jati diri maupun yang sudah eksis. Bambang Subekti, Kepala Badan Pengelola TIM menyatakan, sampai sekarang pun Pusat Kesenian Jakarta di TIM tak hentinya membenahi diri.

    TIM berupaya mewadahi ekspresi seni dan budaya, dan tumbuh menjadi barometer kebudayaan. Bambang menegaskan, perkembangan dan kemajuan sebuah pusat kesenian di tengah hiruk-pikuk ibukota harus didukung masyarakat. "Sementara itu, TIM tidak boleh tidur. Harus tetap aktif menyajikan kepada masyarakat hal-hal berkualitas di bidang seni budaya," ujarnya.


    Sumber : nationalgeographic.co.id


    0 komentar:

    Posting Komentar