:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Harmonis : Muslim Kashmir Lindungi Kuil Hindu !


    Muslim Khasmir yang melindungi Kuil Hindu. (foto dari onislam.net)

    KASHMIR - Kehidupan harmonis antara umat Islam dan Hindu di Kashmir tetap terjaga kendati tempat mereka tinggal masih dilanda konflik berkepanjangan. Bagi mereka, terlalu mahal mengorbankan kehamornisan demi kepentingan politis. 

    Sebuah desa di Kupwara, provinsi Himlaya menjadi satu contoh dari keharmonisan itu. Di sana, bukan hal yang mengejutkan ketika kuil Hindu berdiri megah di sebelah kiri atau kanan masjid.  

    Sebagai contoh saja, ada satu masjid yang berbagi halaman dengan kuil Hindu. Menurut catatan sejarah, masjid ini dibangun setelah kuil Hindu. Hingga kini, baik masjid dan kuilnya masih terawat dengan baik. Banyak umat Hindu yang datang untuk beribadah di kuil tersebut.

    Warga Kashmir. Muhammad Khalil, 70 tahun, mengungkap sejak awal konflik, komunitas Muslim berkomitmen untuk menjaga keharmonisan yang telah dibangun nenek moyang. Sebabnya, rasa hormat Muslim Kashmir terhadap kuil Hindu begitu besar.

    "Kami hormati kuil selayaknya menghormati masjid," kata dia seperti dikutip onislam.net, Senin (3/12).

    Desa Kupwara dikenal sebagai pusat dari perlawanan Kashmir. Wilayah ini merupakan tempat pemimpin gerakan perlawanan Shahed Muhammad Maqboool Bhat. 

    Sejak pecah konflik antara India dan Pakistan yang memperebutkan Kashmir, warga Hindu desa ini mengungsi. Namun, mereka masih mengunjungi kuil itu atas perlindungan Muslim. "Mereka (umat Hindu) berterima kasih kepada kami telah menjaga kuil. Mereka seperti berada di rumah sendiri," kata Khalil.

    Selain bangunan kuil dan masjid, keharmonisan umat Islam dan Hindu Kashmir juga terjaga berkat sumber air yang berlokasi tak jauh dari masjid dan kuil tersebut. Sumber air ini telah menghidupi ribuan orang. Airnya juga digunakan untuk mengairi ribuan lahan padi di masa kemarau. "Ini adalah berkah dari Allah SWT," kata dia Abdul Jabbar, petani lokal. 

    Namun, sumber air ini mulai terancam adanya pembangunan. Warga setempat mengaku, alasan utama pembangunan itu adalah upaya menghilangkan jejak-jejak pemberontak. "Kami percaya ini karena Shaheed. Sebab, kami telah meminta pemerintah lokal untuk memperbaiki kerusakan yang ada tapi tidak ditanggapi," ucapnya.

    Berita Republika


    0 komentar:

    Posting Komentar