:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Menapaki Cahaya Islam di Negeri Samurai Jepang ! [1]


    Seorang Muslim saat beribadah di salah satu masjid di Kota Tokyo, Jepang.

    Belum banyak literatur Islam yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

    Islam belum lama menyentuh Jepang. Sejarah mencatat, Islam baru masuk ke wilayah Negeri Matahari Terbit pada abad ke-19 M. 

    Islam pertama kali dikenal penduduk Jepang pada 1877 M. Ketika itu, sebagian pemikiran agama diterjemahkan dalam bahasa Jepang, termasuk tentang kehidupan Nabi Muhammad. 

    Islam juga masuk ke negara ini seiring meningkatnya hubungan dagang antara Jepang dan sejumlah negara Eropa, seperti Inggris dan Belanda. Saat itu, banyak anak buah kapal niaga yang beragama Islam dan kebanyakan Muslim dari Tanah Melayu.

    Imam Ahlulbayt Islamic Centre Tokyo, Syekh Ibrahim Sawada.
    Islam semakin dikenal pada 1890 ketika Kesultanan Turki Utsmani mengirim utusannya ke Jepang dengan menumpang kapal "Ertugrul". Pengiriman utusan tersebut dilakukan untuk menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara dan memperkenalkan Islam. 

    Islam kemudian tidak hanya menjadi agama para pekerja asal Turki, Arab, Melayu, dan Indonesia yang ada di Jepang, tetapi dipercayai oleh penduduk lokal. Kini, setidaknya dari 100 ribu populasi Muslim di Jepang,10 ribu di antaranya adalah warga lokal.

    Muslim asli Jepang pertama adalah Mitsutaro Takaoka yang memeluk Islam pada 1909. Setelah menunaikan haji di Tanah Suci, dia mengubah namanya menjadi Omar Yamaoka.  

    Selain Omar, ada pula Bumpachiro Ariga. Hidup pada kurun waktu yang hampir sama, Ariga suatu kali pergi ke India untuk berdagang, kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang Muslim di sana. Setelah berislam, ia mengubah namanya menjadi Ahmad Ariga.

    Jumlah Muslim di Jepang semakin bertambah ketika pecah Perang Dunia Kedua. Saat itu, Pemerintah Jepang mulai meningkatkan kajian-kajian tentang dunia Islam. Kajian tersebut dilakukan bukan untuk mendakwahkan Islam, melainkan sebagai salah satu strategi perang Jepang. 

    Jepang ketika itu mulai melancarkan aksi ke negara-negara Asia lainnya yang berpenduduk mayoritas Muslim. Kala itu, ratusan buku dan jurnal mengenai Islam diterbitkan di Jepang. Dengan demikian, warga Jepang semakin mendapatkan akses untuk mempelajari dan mendalami Islam. 

    Lonjakan penganut Islam juga terjadi selepas krisis minyak pada 1973. 

    Ketika terjadi krisis minyak, media massa Jepang semakin kerap menerbitkan berita tentang negara-negara penghasil minyak di kawasan Arab dan juga dunia Islam. Hal ini membuat masyarakat Jepang semakin mengenal Islam.

    Sumber : ROL


    0 komentar:

    Posting Komentar