Sumenep - Warga Desa Juruan Laok,
Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Selasa (30/10/12) menggelar
kerapan sapi di lapangan 'Ponduk', desa setempat. Pergelaran ini
dimaksudkan agar hujan segera datang.
Oleh Reporter : Temmy P. (beritajatim.com) |
Tidak seperti kerapan sapi
pada umumnya, kali ini tidak dalam bentuk aduan, karena tujuannya
sebagai tradisi minta hujan. Sapi-sapi hanya 'dikerap'
sepasang-sepasang, diiringi musik Saronen, musik khas Madura.
Menurut
panitia penyelenggara, Moh Hartono, ada 60 sapi yang mengikuti kerapan
sapi tanpa aduan tersebut. Para peserta berasal dari berbagai daerah,
tidak hanya dari desa setempat. "Ukuran sapi yang ikut kerapan ini pun
bervariasi, ada yang kecil ada yang besar. Semua boleh ikut, karena
prinsipnya sapi-sapi ini tidak untuk diadu. Ini tradisi tahunan kami di
akhir musim kemarau, berharap hujan segera datang," katanya.
Hartono
mengatakan, dalam kerapan sapi tanpa aduan tersebut, sebelum dikerap,
sapi yang diberi nama itu dijajar di pinggir lapangan. "Nantinya nama
pemilik sapi juga disebutkan satu per satu. Setelah sapi-sapi dijajar,
baru dikerap," ujarnya.
Tradisi tersebut menyedot perhatian
warga. Tidak hanya dari Kecamatan Batu putih, warga dari Kecamatan lain
pun berdatangan untuk menonton. "Memang tradisi ini cukup menarik.
Makanya kami terus berusaha melestarikannya," pungkas Hartono sambil
tersenyum.
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar