:
  • SELALU TERCEPAT DAN SELALU MEMAHAMI

    SELECT YOUR LANGUAGE


    Powered By Google Translate

    Di Seychelles, Islam Juga Bisa Tumbuh ! [1]


    Map/Peta Seychelles. [infoplease.com]

    Tak ada tindakan diskriminatif yang dirasakan penganut agama minoritas, termasuk Muslim.

    Siapa kini yang tidak kenal Seychelles. Setelah Pangeran William dan istrinya Kate Middleton memilih negara kepulauan tersebut sebagai tujuan bulan madu mereka, Seychelles menjadi salah satu tujuan wisata favorit sejumlah turis kaya. 

    Tapi, siapa sangka di negeri yang menjadi salah satu magnet wisata dunia ini, Islam bisa tumbuh. Kini, setidaknya terdapat 900 orang Muslim atau 1,1 persen dari populasi Seychelles yang mencapai  86.525 orang.

    Foto Oleh : seychelles.ucoz.com
    Seychelles merupakan negara kepulauan di pinggang benua Afrika dan dikelilingi Samudra Hindia. Islam telah menyebar di Samudra Hindia sejak lama, jauh sebelum kepulauan elok bernama Seychelles ditemukan orang Eropa. 

    Islam baru masuk ke Seychelles setelah pelaut Austronesia dan pedagang Arab mengunjungi wilayah ini untuk pertama kalinya. 

    Seychelles sejak dulu memang telah menjadi titik transit untuk perdagangan antara Afrika dan Asia. Bahkan, pulau-pulau tersebut kadang digunakan oleh bajak laut.

    Prancis mulai mengambil kendali atas pulau ini pada 1756 ketika Kapten Nicholas Morphey meletakkan batu kepemilikan. Sementara, nama Seychelles berasal dari Jean Moreau de Séchelles, menteri keuangan Raja Louis XV. 

    Pulau Mahe, pulau terbesar di Seychelles.(Foto Oleh : destination360.com)
    Pulau Mahe adalah pulau terbesar, di antara 115 pulau di kepulauan ini dengan luas total 455 kilometer persegi. Selanjutnya, permukiman Prancis terbentuk pada 1770.

    Banyak pulau tetangga di selatan Samudra Hindia, termasuk Komoro, Maladewa, dan Zanzibar, memiliki pengaruh Islam jauh lebih besar karena kolonisasi mereka dengan umat Islam, sebelum penjajahan Eropa. Mauritius juga memiliki populasi Muslim yang jauh lebih besar karena kedatangan tenaga kerja dari India dengan skala besar.

    Beda dengan negara-negara tetangganya, Seychelles tidak dijajah oleh negara Muslim atau mendapatkan pasokan tenaga kerja dalam jumlah besar. 

    Karena itu, tak aneh bila jumlah Muslim di wilayah ini tidak seberapa. Sembilan dari 10 warga Seychelles adalah penganut Katolik Roma. 

    Meski demikian, Katolik bukanlah agama satu-satunya di Seychelles. Negara ini mengenal banyak agama, termasuk Islam. Hal ini karena banyak etnis dan penduduk dari beragam kewarganegaraan yang tinggal di sana.

    Untungnya, agama minoritas, termasuk Islam, tak hidup merana di sana. Ini karena pemerintah Seychelles memberikan kebebasan bagi setiap penduduk untuk mempraktikkan ajaran agama dan mengekspresikan pandangannya.  

    Tak ada pula aksi diskriminatif yang dirasakan oleh penganut agama minoritas. Khusus untuk penduduk yang beragama Islam, pemerintah Seychelles memperbolehkan 15 menit penyiaran agama setiap Jumat.

    Menanti masjid baru

    Sayangnya, belum ada masjid yang representatif di Seychelles kecuali sebuah tempat ibadah sederhana di kawasan Mont Fleui, Victoria. 

    Awalnya, masjid kecil bernama Masjid Alquran dan Sunah ini merupakan rumah berdinding papan dan beratap seng yang kemudian disulap menjadi tempat ibadah.

    Di tempat inilah, Muslim Seychelles melaksanakan ibadah, terutama shalat Jumat. Khutbah yang disampaikan di masjid ini menggunakan bahasa Kreol atau bahasa asli Seychelles yang telah dipengaruhi bahasa Prancis.

    Dalam waktu dekat, Muslim di Seychelles akan memiliki sebuah masjid baru. Masjid tersebut berada di lokasi yang sama dengan Masjid Alquran dan Sunah yang sekarang berdiri, yaitu di Beaufond Lane. Nantinya, masjid ini dapat menampung lebih dari 600 orang jamaah. 


    Penyusun : Zainul Hakim
    Sumber : republika.co.id


    0 komentar:

    Posting Komentar