Foto : Dumrong Puttan (oleh : suaramedia.com) |
BANGKOK – Nama Dumrong Puttan selalu mengingatkan pada Koosang Koosom, sebuah majalah wanita terkenal yang memberikan saran-saran tentang cinta dan jalinan hubungan pada para pembacanya.
Bagi mereka yang tidak tahu banyak tentang Dumrong, penerbit Muslim Thailand ini adalah sebuah contoh orang yang serba bisa. Menjadi seorang penerbit sukses, produser dan pembawa acara televisi, ia juga membuka sebuah agen perjalanan dan pernah menjabat sebagai senator antara tahun 2000 dan 2006.
Di usianya yang ke-65, ketika kebanyakan orang seusianya mulai pensiun, Dumrong melakukan satu aktivitas baru yaitu penasihat bagi menteri luar negeri Kasit Bhiromya mengenai isu-isu Islam.
Salah satu tugas utama Dumrong adalah berbicara dengan murid-murid muslim Thailand dan mencoba membujuk mereka untuk mengambil kursus ketrampilan dan bahasa daripada hanya memfokuskan diri pada teologi atau hukum Islam saja.
Selama lima tahun terakhir pemerintah telah berusaha meningkatkan pendidikan dan kesempatan bagi pemuda pemudi Muslim Thailand dengan menambahkan kursus-kursus ketrampilan ke dalam kurikulum dalam upaya mereka menciptakan peluang kerja yang lebih besar.
Tugas itu memerlukan banyak bepergian ke negara-negara Timur Tengah.
Bahkan, Dumrong mengungkapkan bahwa negara-negara tersebut menginspirasinya untuk mendirikan "Oscar Nova", agen perjalanan miliknya. Setelah kunjungan pertamanya ke Dubai 10 tahun lalu, ide agen perjalanan tiba-tiba muncul di kepalanya dalam penerbangannya kembali ke Bangkok.
Dalam bulan-bulan terakhir ini ia telah mengunjungi beberapa negara di Timur Tengah, termasuk Syria, Yordania, dan terutama Mesir untuk berbicara dengan murid-murid Muslim Thailand di sana dan meyakinkan mereka untuk mengambil kursus ketrampilan dan bahasa, terutama bahasa Arab dan Inggris.
Sejak meletusnya konflik di tiga propinsi di selatan Thailand pada 2003, pemerintah Thailand mulai lebih memperhatikan mahasiswa Muslim Thailand yang belajar di universitas-universitas di Timur Tengah. Para mahasiswa ini biasanya berasal dari propinsi Yala, Pattani, dan Narathiwat. Pihak keamanan nasional takut para mahasiswa akan direkrut untuk bergabung dengan kamp pelatihan militer dan menjadi bagian dari kelompok yang dianggap oleh pemerintah Thailand sebagai pemberontak sebagai akibat dari isolasi mereka.
Sebelumnya pemerintah telah melakukan sedikit kontak dengan Muslim Thailand lainnya namun menteri luar negeri merasa bahwa Dumronglah yang paling tepat untuk tugas itu.
"Saya berbicara dengan para mahasiswa itu tentang masa depan mereka dan mencoba meyakinkan mereka untuk mulai mengambil kursus lain selain teologi. Saya katakan pada mereka bahwa mereka beruntung mendapat kesempatan belajar di Timur Tengah dan mempelajari bahasa Arab serta Inggris sehingga setidaknya mereka dapat bekerja sebagai pemandu wisata dan memperoleh pendapatan tambahan. Para orangtua mungkin tidak akan suka dengan apa yang saya katakan karena kebanyakan dari mereka yang mengirimkan anaknya ke Timur Tengah hanya ingin anaknya kembali dan menjadi guru," ujarnya.
"Setelah peristiwa 11 September, semakin banyak Muslim dari Timur Tengah yang datang ke Asia baik untuk berlibur atau mendapatkan pengobatan. Namun sebagian besar dari mereka pergi ke Malaysia karena negara itu dihuni mayoritas Muslim. Thailand kehilangan kesempatan besar karena sebagian besar Muslim di negara kita tidak dapat berbahasa Arab."
Mulai tangal 24 hingga 30 Oktober, Dumrong mengajak para anggota komite eksekutif Universitas Bansomdejchaopraya Rajabhat (BSRU) – di mana ia sendiri merupakan alumni dan anggota komite universitas itu – ke Kairo untuk menandatangani sebuah MoU (Memorandum of Understanding) antara BSRU dan Universitas 6 Oktober, sebuah universitas swasta favorit di Kairo, Mesir. Ini merupakan salah satu kerjasama akademik pertama antara universitas Thailand dengan institusi akademik di Timur Tengah.
Dumrong juga merupakan orang di balik keputusan BSRU untuk menganugerahkan gelar doktoral kepada Zahi Hawass, arkeolog kelas dunia yang dijuluki Indiana Jones dari Mesir.
Sebagai penggemar Hawass, sebelumnya Dumrong pergi ke Kairo untuk mewawancarai sejumlah arkeolog terkemuka untuk majalah dan acara televisinya. Dumrong juga menganugerahkan penghargaan Koosang Koosom ke Hawass.
Dari : (ri/bp) suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar